☆★ MAAF tampilan blog amburadul, ENTRI HANYA TAMPIL SEDIKIT BLOG LAGI ERORR :( UNTUK MELIHAT ENTRI/ARTIKEL LAINNYA SILAHKAN LIHAT DI BLOG ARCHIVE (bawah kanan) :( ☆★

Monday, February 28, 2011

REVOLUSI PSSI HARGA MATI!!


Dibawah Pimpinan Nurdin Halid selama dua dekade sejak tahun 2004 , PSSI tak ada prestasi yang dapat membanggakan untuk persepakbolaan Indonesia, baik di kancah Asia maupun di kancah dunia Internasional. Selama ditukangi Nurdin Halid, PSSI tidak mengalami kemajuan yang signifikan, bahkan kompetisi di Indonesia sering di warnai dengan penyuapan, pengaturan skor, korupsi, tidak fair, hingga adu jotos & kerusuhan di dalam pertandingan sudah menjadi hal yang lumrah di kompetisi sepak bola Indonesia.Sejak tahun 2004 lalu, Nurdin Halid akrab dengan masalah hukum, & keluar masuk penjara.

Pada 16 Juli 2004, Nurdin yang juga menjabat sebagai ketua umum Dekopin periode 2004-2009 ini ditahan sebagai tersangka kasus penyelundupan gula impor ilegal 73 ribu ton. Nurdin kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng (KDI).

Nurdin juga terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam dan divonis penjara 2 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005.

Menjadi terpidana  dalam kasus korupsi dana pendistribusian minyak goreng Bulog Rp 169,71 miliar tahun 2007 dan telah divonis 2 tahun penjara. Meski dibalik jeruji besi Nurdin tetap bersikukuh untuk mengendalikan PSSI, Tak ada ketua umum asosiasi sepak bola di manapun di kolong langit ini yang pernah memimpin dari penjara, kecuali Nurdin. Padahal jika berdasarkan statuta FIFA bahwa terpidana tidak boleh menjabat sebagai ketua PSSI. Hal ini tersirat dalam statuta FIFA Pasal 32 ayat 4 yang berbunyi, 'The members of the Executive Committee... must not have been previously found guilty of a criminal offence.' Artinya, anggota komite eksekutif tidak boleh pernah dinyatakan bersalah atas tindakan criminal.

Pada deklarasi calon gubernur Sulawesi Tenggara dari Partai Golkar, Nurdin Halid mengklaim 'sukses' tim nasional Indonesia pada Piala Suzuki AFF 2010 adalah karya Partai Golkar. Hal ini bertentangan dengan Statuta FIFA yang melarang keras politisasi sepak bola. Pernyataan tersebut dikecam oleh beberapa pihak, termasuk Sekretaris PSSI dan Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung.

Nurdin adalah pemimpin yang arogan, tidak mau dikritik & tidak mau mendengar aspirasi masyarakat. Padahal Kegagalan demi kegagalan & minimya prestasi selalu menghantui persepakbolaan Indonesia sejak dipimpin oleh Nurdin.Meski dihujat, didemo, ditolak & dibenci seluruh masyarakat Indonesia bahkan FIFA pun sampai turun tangan, tetapi Nurdin tetap kukuh dengan bangganya tidak mau mundur.

Nurdin memang beda dan istimewa(kata lain untuk aneh) Kriteria dan etika yang dianutnya mungkin tak sama sehingga apa yang dikatakan orang gagal dianggapnya berhasil, apa yang dikatakan orang mundur dianggapnya maju, apa yang dikatakan orang turun dianggapnya naik.

Anehnya Nurdin bersikap seolah-olah medali emas dan trofi juara ada di tangannya. Ia merasa semua telah dilakukannya dengan baik dan memberikan hasil yang baik. Sehingga ia malah merasa aneh kalau ada yang memintanya mundur.

10 DOSA NURDIN HALID DALAM DUNIA SEPAK BOLA


1. Menggunakan politik uang saat bersaing menjadi Ketua Umum PSSI pada November 2003 dengan Soemaryoto dan Jacob Nuwawea.

2. Mengubah format kompetisi dari satu wilayah menjadi dua wilayah dengan memberikan promosi gratis kepada 10 tim yakni Persegi Gianyar, Persiba Balikpapan, Persmin Minahasa, Persekabpas Pasuruan, Persema Malang, Persijap Jepara, Petrokimia Putra Gresik, PSPS Pekanbaru, Pelita Jaya, dan Deltras Sidoarjo.

3. Terindikasi jual beli trofi sejak musim 2003 lantaran juara yang tampil punya kepentingan politik karena ketua atau manajer klub yang bersangkutan akan bertarung di Pilkada.

4. Jebloknya prestasi timnas. Tiga kali gagal ke semifinal SEA Games yakni tahun 2003, 2007, dan 2009. Tahun 2005 lolos ke semifinal, tapi PSSI ketika itu dipimpin Pjs Agusman Effendi (karena Nurdindi penjara). Terakhir 2010 mengajak timnas pelesiran politik sehingga tak bisa konsentrasi dalam final piala AFF 2010.

5. Membohongi FIFA dengan menggelar Munaslub di Makassar pada tahun 2008 untuk memperpanjang masa jabatannya.

6. Tak jelasnya laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIFA yang diberikan setiap tahunnya.

7. Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan. Bahkan, banyak yang melibatkan petinggi PSSI lainnya seperti Kaharudinsyah dan Togar Manahan Nero.

8. Tak punya kekuatan untuk melobi pihak kepolisian sehingga sejumlah pertandingan sering tidak mendapatkan izin atau digelar tanpa penonton.

9. Satu-satunya Ketua Umum PSSI dalam sejarah yang memimpin organisasi dari balik jeruji besi.

10. Terlalu banyak intervensi terhadap keputusan-keputusan Komdis sebagai alat lobi untuk kepentingan pribadi dan menjaga posisinya sebagai Ketua Umum.


Betapa buruk pun kinerjanya, Nurdin dan jajaran PSSI yang dipimpinnya tampak jelas bertekad sangat kuat dan bulat untuk tidak perlu malu dan mundur.. Terbukti dengan komite PSSI yang tetap meloloskan Nirwan Bakrie & Nurdin Halid meski mantan Napi sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2014 & tidak memperdulikan statuta FIFA, anehnya lagi hasil verifikasi komite PSSI tidak meloloskan Arifin Panigoro & George Toisutta tanpa alasan yang jelas. Ini indikasi bahwa Nurdin & para kroninya ingin tetap menguasai PSSI selama mungkin & menghalangi pihak lain untuk memimpin PSSI.

Demo besar-besaran menentang kepemimpinan Nurdin serta desakan agar Nurdin mundur dari pencalonan bursa ketua umum PSSI & Revolusi PSSI terjadi di berbagai tempat di Indonesia


~ Di Jakarta, Suporter-suporter Indonesia The Jak, Aremania, Viking, Bonek, Boromania, Pasoepati, Slemania, Snex,  Paserbumi, Persikmania & berbagai suporter lainnya, melupakan segelintir masalah permusuhan untuk bersatu & berdemo didepan kantor PSSI menginginkan Revolusi, mereka bertekad tidak akan kembali ke kota asalnya & tetap berdemo di Jakarta sebelum terjadi Revolusi PSSI. Mereka membawa keranda mayat bertuliskan PSSI & nisan buatan yang bertuliskan "Innalillahi Telah Meninggal Dunia PSSI. Lahir 19 April 1930 Wafat 23 Februari 2011" dengan foto Nurdin Halid di nisan tersebut. Tulisan ini melambangkan telah matinya sepakbola Indonesia sejak dipimpin oleh Nurdin Halid selama sembilan tahun belakangan dan tanggal 23 Februari adalah hari akhir PSSI rezim Nurdin Halid.



~ Di Solo, Pencinta sepakbola di Solo menggelar unjuk rasa menolak dan mengecam Nurdin Halid yang mencalonkan kembali menjadi ketua umum PSSI. Para demonstran menyeret patung Nurdin dengan becak. Sebelumnya mereka gagal melakukan aksi nekat menyeret patung Nurdin dengan kereta api.

~ Di Surabaya, mendeklarasikan kepengurusan PSSI tandingan dengan mengubah Kantor PSSI Jatim menjadi Sekretariat PSSI Tandingan Jawa Timur. Selain itu, massa juga beramai-ramai mendaftar sebagai anggota aktif PSSI Tandingan.

~ Di Bojonegoro, ratusan suporter Persibo atau Boromania turun ke jalan melakukan aksi sambil berorasi, dengan membawa sejumlah spanduk dan poster berisi kecaman dan hujatan terhadap Nurdin.



~ Di Bandung, suporter bobotoh Persib Bandungmenggelar aksi di depan kandang monyet Kebun Binatang Bandung untuk menyindir Nurdin Halid & menempel spanduk “kantor PSSI” di kandang monyet.


~ Di Semarang,  Pemuda yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Bola dan Gerakan Pemuda Nusantara menginjak-injak gambar Ketua Umum PSSI itu. Tak hanya itu, massa juga meluapkan protesnya dengan menyegel Kantor Pengurus Daerah PSSI Jawa Tengah.

~ Di  Padang, aksi penolakan Suporter dilakukan dengan menginjak-injak poster Nurdin.

~ Di Aceh, Suporter berunjuk rasa di Simpang Lima, Banda Aceh.


~ Di Malang, Seluruh pecinta bola se-malang melakukan demo & orasi dengan membawa spanduk dan poster berisi kecaman dan hujatan terhadap Nurdin.




~ Di Medan, Massa yang tergabung dalam Smeck Hooligans melakukan unjuk ras di beberapa lokasi seperti di Bundaran Majestik, Kantor PSSI Sumut dan KONI Medan dengan membawa berbagai atribut seperti keranda yang bertuliskan “Nurdin Go To Hell”.

~ Di Pontianak, PSSI Pontianak melakukan unjuk rasa di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura Pontianak.

~Papua, Massa brunjuk rasa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Papua di Kota Jayapura.
Selain di kota-kota tersebut, demo menuntun Revolusi PSSI juga terjadi di mana-mana di Indonesia.

Padahal seluruh Indonesia telah memintanya untuk mundur, namun  Nurdin tetap menolak untuk turun dari jabatannya, dia mengatakan bahwa yang sedang berdemo adalah orang-orang bayaran (memang gila bener si Nurdin gak mau turun juga, takut g bs koruPSSI lg).

Pecinta sepakbola Indonesia yang tergabung dalam Save Our Soccer (SOS) meminta pemerintah mengambil alih PSSI. Menurut SOS, pemerintah dengan diwakili Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga berhak mengambil alih PSSI yang berada dalam keadaan darurat.

Apung Widadi, koordinator SOS, menjelaskan bahwa PSSI saat ini terkena banyak dugaan kasus suap, kasus judi dan politisasi PSSI. Apung mengungkapkan bahwa dugaan suap di final Piala AFF dan isu politisasi PSSI adalah hal-hal yang mengindikasikan PSSI sudah berada di titik nadir.

Apung sebagai koordinator SOS megeluarkan tujuh alasan mengapa pemerintah harus mengambil alih PSSI, berikut alasannya:

1. PSSI dibiayai oleh APBN yang tidak lain adalah uang rakyat sehingga dalam proses kegiatanya harus sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Bukan keinginan sekelompok atau segolongan orang. Posisi tuntutan dan harapan masyarakat saat ini adalah ambil alih PSSI

2. PSSI telah gagal dalam membangun sepakbola Indonesia yang lebih berprestasi. Dalam tujuh tahun kepemimpinan Nurdin Halid (NH) di PSSI, sepakbola Indonesia belum pernah juara dalam level regional maupun internasional. Liga sepakbola Indonesia juga tidak lepas dari praktek suap dan persaingan beberapa kelompok kepentingan, bukan murni untuk sepakbola yang fair play.

3. Adanya dugaan korupsi di PSSI. Hal ini terlihat dari pengelolaan keuangan baik tiket AFF ataupun dana dari APBN yang tidak transparan dan akuntable. Selain itu juga Ketua Umum PSSI pernah menjadi terpidana kasus korupsi dan sekarang tersangkut dua kasus yang masih dalam pemeriksaan KPK dan Kejaksaan terkait dugaan kasus korupsi cek pelawat dan korupsi APBD di Samarinda.

4. PSSI telah dipolitisasi. Hal ini terkait dengan adanya beberapa pengurus PSSI yang menggunakan sepakbola Indonesia untuk kepentingan partai politik saat piala AFF berlangsung.

5. PSSI telah berupaya mengambil alih fungsi pemerintah. Diantaranya rencana mendeportasi pemain, pelatih dan wasit asing yang merumput untuk Liga Primer Indonesia. Hal ini melangkahi fungsi-fungsi negara diantaranya bagian imigrasi dan diduga juga melanggar HAM.

6. PSSI tidak demokratis dan cenderung Oligharki. Hal ini terlihat dari adanya rekayasa dalam pemilihan ketua PSSI dan usaha untuk mempertahankan rezim NH selama 8 tahun. Kesetaraan dan partisipasi masyarakat dalam membangun sepakbola Indonesia ditutup rapat dan cenderung dibatasi.

7. PSSI merekayasa statuta dan bertentangan dengan FIFA. Beberapa statut FIFA dengan sengaja direkayasa untuk kepentingan NH dalam pencalonan diri dan melanggengkan rezim. Diantaranya terkait dengan syarat bahwa mantan narapidana tidak boleh menjadi ketua umum induk organisasi sepakbola Indonesia.

Revolusi PSSI adalah harga mati yang tudak bis ditawar lagi untuk memperbaiki persepak bolaan Indonesia yang semakin lama semakin buruk. REVOLUSI PSSI!!!!!!

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Post a Comment

RANDOM POST

PASANG IKLAN

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...