☆★ MAAF tampilan blog amburadul, ENTRI HANYA TAMPIL SEDIKIT BLOG LAGI ERORR :( UNTUK MELIHAT ENTRI/ARTIKEL LAINNYA SILAHKAN LIHAT DI BLOG ARCHIVE (bawah kanan) :( ☆★

Wednesday, August 31, 2011

TENDANGAN DARI LANGIT IS FANTASTIC MOVIE (FULL)

Hmmmm.. sekian lama pengen buwangettt..ngettt..ngettt nonton Film ini, tapi sampai saat ini masih belum kesampean :( ..  hadugh >.< .. 
capek juga berharap.. cari info,, cari alamat .. cari link buat Download tapi belum ada :D .. yang ku bisa hanya melihat trailer lewat Youtube :D..  melaz :(


Dari pada diem merana merenungi nasiib..  lebih baik aku posting aja mengenai seluk beluk Film TENDANGAN DARI LANGIT,, .. 


Film ini mengingatkan saya dengan Film yang berlokasi di Malang lainnya yaitu PUNK IN LOVE,, karena Punk In Love juga TDL menggambarkan karakter Arek Malang yang terkenal ngotot dan tak kenal menyerah :)


mudah-mudahan sebelum habis di bisokop aku udah bisa nonton .. amiin :)

saking sukanya ma ni film, semua data mengenai film ini aku rangkai semua & post disini..
okaylah langsung saja :))
>>>

"Tendangan Dari Langit" adalah Film yang bertemakan sepak bola garapan Sutradara Hanung Bramantyo yang diproduksi oleh SinemaArt Productions dan telah rilis mulai tanggal 25 Agustus kemarin . Film ini dibintangi oleh Yosie Kristanto seorang remaja asal Malang yang dipilih berdasarkan audisi, juga menampilkan bintang Timnas Indonesia Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan. Film ini terlihat begitu alami dan natural dengan setting tempantnya yang berlokasi di Bromo,
*Lokasi Film berada di Malang dan Bromo (Sangat Familiar dengan saya :) )
Semakin menambah semangat Film ini dengan diirngi 4 buah lagu Soundtrack dari  Kotak..




>>INTERVIEW 

Seperti apa suka duka Hanung menyutradarai Tendangan dari Langit? Simak Interview yahoo.com dengan Hanung ..                                            
Tendangan dari Langit itu bercerita tentang apa?

Ini film tentang Inspirasi. Ini film yang menginspirasi anak muda untuk dapat meraih impiannya dengan kerja keras. Film ini bercerita tentang tokoh utamanya, Wahyu. Dia sangat mencintai bola dan bercita-cita untuk jadi pemain bola. 

Dia ingin bermain bola dengan Irfan Bachdim, tetapi dia tidak dizinkan bermain bola oleh ayahnya. Bapaknya dulu adalah pemain bola yang patah semangat karena kondisi negara zaman dulu yang tidak men-support pemain bola. Bapaknya takut Wahyu akan kecewa seperti dia dulu. Tetapi kemudian ia diam-diam bermain bola karena dibujuk pamannya sampai akhirnya mendapat kesempatan untuk try out di Persema tempat Irfan Bachdim bernaung. Dan Wahyu pun mencoba menapaki mimpinya untuk menjadi seperti idolanya.




Film ini memang dibuat untuk jadi inspirasi ya?Iya. Bisa dibilang film ini ada untuk menginspirasi anak muda meraih mimpinya. Mimpinya tidak hanya di dunia bola, tapi apa pun. Spirit dari orang daerah yang dianggap 'kampung', dikotomi itu yang mau saya tunjukkan di film ini, bahwa kamu punya sesuatu untuk ditunjukkan di negeri ini. Kenapa tentang bola, ya karena kita sangat berharap betul dengan sepakbola di Indonesia.

Ide awalnya kan dari Coach Timo (pelatih tim Persema), kemudian siapa yang mengembangkan cerita itu?Saya dan Fajar Nugroho. Fajar kan orang yang lebih mengenal sepakbola, juga pecinta bola. Saya beri kepercayaan untuk menulis cerita ini. Lalu saya yang mensupervisi, yang memberikan masukan untuk plotnya, dialognya, tentang filosofis-filosofisnya seperti apa. Lalu ada coach Timo, memberikan arahan dari sisi koreografi bola, logika-logika bola seperti apa. Jadi untuk men-direct pemainnya saya, lalu yang men-direct permainan bolanya Coach Timo.

Kenapa Irfan Bachdim yang dipilih sebagai tokoh yang diispirasikan tokoh utama?Irfan Bachdim buat saya sudah menjadi ikon anak muda dan bola, di mana ini penting untuk menarik minat masyarakat yang dulu tidak percaya pada sepakbola Indonesia. Dengan sosok Irfan Bachdim, mungkin yang lain juga ya, ada Gonzalez, Bambang Pamungkas, kita jadi melihat kembali sepakbola Indonesia dalam sudut pandang yang berbeda.Kita tidak bisa memungkiri, sebelum AFF sepakbola Indonesia jarang merambah sampai ke anak-anak muda Indonesia, belum menjadi lifestyle bagi anak-anak muda Indonesia. Itu semua karena ketidakpercayaan itu tadi. Nah, pada saat AFF, dimana ada Gonzalez, Irfan Bachdim, Kim, dll, di situ mulai menarik minat remaja-remaja Indonesia datang ke Gelora Bung Karno dan melihat secara dekat. Fenomena itu penting bagi saya dan tentunya bangsa ini, karena bola sudah mendapatkan kepercayaannya kembali.

Nah, film Tendangan dari Langit ini hadir untuk merespon kondisi itu, kondisi masyarakat yang mencintai sepakbola. Di mana kita berharap sepakbola di Indonesia itu bisa menjadi tempat kita berteriak bersama mencintai negeri ini.

Ada kesulitan dalam mengarahkan akting Irfan Bachdim?Dia saya arahkan sebagai dirinya sendiri, sebagai Irfan Bachdim, seorang pemain bola, bukan di luar itu.

Apa peran Irfan di film ini?Dia hanya bermain bola, seperti dia biasanya sehari-hari. Dalam bermain bola kan ada tuntutan koreografi bermain bola, dalam hal itu kita menuntut dia untuk ikut dalam koreografi itu. Dia serius, dia benar-benar harus bertanding seolah-olah benar real di lapangan.

Ada banyak pemain di film ini yang bukan aktor. Ada kesulitan kah?Ya jangan disuruh jadi orang lain, jadi diri dia sendiri aja. Saya rasa semua orang bisa akting asal disuruh jadi diri dia sendiri. Dikembalikan pada diri masing-masing, jangan disuruh jadi orang lain. Bahkan seorang aktor pun kalau disuruh jadi orang lain akan susah.Di sini, Irfan, Kim, saya tidak menyuruh  mereka menjadi orang lain, mereka di sini bermain bola seperti mereka bermain bola. Jadi seperti terlihat saya membuat fim dokumentar tentang Persema. Saya tidak akan menyuruh mereka akting berpura-pura yang bukan diri mereka sendiri.

Kenapa memilih Persema sebagai tim yang diidolakan tokoh Wahyu?Awalnya bukan tentang Persema, hanya saja kebetulan Irfan Bachdim yang sudah menjadi ikon remaja dimiliki oleh tim Persema. Sesederhana itu. Kenapa harus Irfan Bachdim, pertama adalah Irfan Bachdim sudah menjadi ikon remaja. Dan itu penting buat saya, karena ke depan tidak ada tempat untuk anak-anak muda kita meletakkan nasionalisme, kecuali di pertandingan sepakbola. Di pertandingan bola, kita bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan pas, dengan enak, dengan jujur, tanpa ada yang memaksa. Kita bisa memekik Indonesia! Indonesia! Itu pada saat pertandingan bola.


Ketika bola itu dijauhi masyrakat karena tidak berprestasi, itu menjadi momok buat saya, karena itu bola harus kita lindungi. Bola harus kita kembalikan kepada masyarakat dan dicintai masyarakat. Masyarakat itu kan banyak, tetapi media-media seperti televisi, radio, majalah, atau lifestyle selalu membidik ke arah remaja. Anak muda itu menguasai pasar. Dia konsumen paling besar dalam industri fashion, film, dan lain-lainnya. Kalau anak muda sudah tidak mencintai bola, maka ya sudah, bola akan ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia.

Sebelum AFF, masyarakat Indonesia melihat bola atau menonton sepakbola Indonesia itu seperti suatu hal yang kampungan. Tetapi setelah AFF, kita tidak bisa mengingkari kalau remaja mulai memperhatikan bola. Saya sendiri jengkel kenapa setelah ada yang ganteng dalam tim nasional dan berhasil mencetak gol, sepakbola baru mendapat perhatian dari banyak kalangan. Tapi itu faktanya. Oleh karena itu buat saya Irfan Bachdim itu sebagai pancingan untuk mengajak anak-anak muda kembali mendukung, mencintai sepakbola Indonesia.

Yosie Kristanto, pemeran Wahyu, didapat dari hasil audisi. Ada kesulitan dalam mengarahkannya?Dalam menyeleksi Wahyu saat audisi kemarin, harus dinilai dari dua hal: dia harus bisa akting, dan dia harus bisa bermain bola. Dan dia anak Malang. Ada yang bisa akting, tapi nggak bisa main bola. Ada yang bisa main bola, bisa akting, tapi dia bukan anak Malang. Ada yang bisa main bola, anak Malang, tetapi dia nggak bisa akting. Jadi kita harus mengunggulkan yang mana ini. Itu menjadi perdebatan yang cukup sulit di antara kita, sampai kita akhirnya memilih Yosie Kristanto.

Memang Yosie itu dari segi akting tidak sempurna. Main bola juga tidak sempurna. Kalau anak Malang ya dia memang medok banget Malang-nya. Akhirnya kemudian kita ngambil dia bukan karena dia yang terbaik, tetapi karena dia yang paling pas. Dia masih bisa bisa kita upgrade aktingnya, dia juga masih bisa kita upgrade main bolanya. Tapi yang penting dia membawa spirit Malang. Kalau sudah ngomong langsung ketahuan banget.

Kenapa memilih kota kecil seperti Malang untuk jadi lokasi film?Justru disitu menariknya, bahwa sebuah kota kecil seperti kota Malang bisa menghasilkan sosok yang bisa menjadi ikon remaja, yaitu Irfan. Kenapa tidak Jakarta, karena buat saya sudah saatnya kota-kota di luar Jakarta menunjukan keunikan sendiri-sendiri. Seperti Jogya, Malang, Bandung, Palembang mungkin dan kota-kota lainnya.

Lalu apa alasan dipilihnya Bromo sebagai salah satu lokasi syuting?Bromo itu kita pakai sebagai area rumahnya Wahyu. Wahyu itu adalah sosok yang mengidolakan Irfan Bachdim dan dia bercita-cita ingin menjadi pemain profesional. Makanya dia hijrah dari Bromo ke Malang untuk bertemu dengan Irfan Bachdim dan menjadi pemain bola Persema.

Apa kesulitan yang paling dirasakan saat menyutradarai film ini?Tantangan iya, karena penonton itu selalu memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap film olahraga. Ini film tentang bola, berarti bolanya harus keren, kan. Men-direct bola itu kan tidak hanya men-direct 11x2 orang ya, tetapi juga men-direct penontonnya, ribuan penonton, bagaimana ekspresi mereka saat gol tercipta, bagaimana pada saat pelanggaran, saat tendangan pojok, dapat kartu kuning atau kartu merah, itu kan ekspresi mereka pasti beda-beda. 
Buat saya itu yang susah! Sementara, kita sangat terbatas sekali, terbatas budget, terbatas waktu, apalagi kita kerjasama dengan tim Persema yang sedang mengikuti liga.


Satu kali pertandingan nggak mungkin ditayangin 90 menit kan, tetapi mungkin hanya sekitar 10 menit. Untuk menciptakan gambar 10 menit itu kita harus syuting tiga hari. Bayangin aja, saya harus menghadirkan 80.000 penonton kan, yang mana itu tidak mungkin. Saya harus melakukan itu dengan direpresentasikan oleh sekitar 2500 penonton. Padahal kalo 2500 penonton cuma berapa persennya tuh, nggak ada 10%-nya. Susahnya di situ.
Sementara harapan penonton kalau membuat film sepakbola itu seperti film 'Goal' kan. Kalau film 'Goal' itu kan budgetnya besar sekali. Apalagi di sini, orang dibayar 50 ribu untuk nonton Persema aja nggak mau. Sekitar 100 ribu maunya. Berapa itu nilainya kalau dikalikan 80.000 penonton? Sekitar 8 milyar, hanya untuk penonton aja, itu wasting banget ya.

Mengingat kisruh di PSSI sekarang, apakah sepakbola nantinya akan menjadi tidak menarik lagi untuk dijadikan tema dalam dunia hiburan?Saya pikir apa pun yang terjadi nantinya di dunia sepak bola Indonesia, film ini akan tetap eksis. Karena film itu sifatnya menangkap momen. Film ini akan ditonton sebagai sebuah nostalgia. Bisa menjadi monumen, bahwa dulu pernah ada Irfan, Kim, yang pernah besar. Kira-kira begitu. 
Apalagi kalau ternyata di kemudian hari Irfan bisa memberikan sumbangan-sumbangan berarti di dunia sepakbola, maka film  ini juga bisa menjadi doa buat Irfan supaya jangan sampai kalah. Hahaha...Sepakbola akan tetap menarik menjadi tema di dunia hiburan, karena sepakbola adalah sebuah drama yang tidak bisa diramalkan akhir dan endingnya. Makanya akan tetap menjadi sebuah drama yang menarik.***Yahoo.com***


>>SINOPSIS
Wahyu (16 tahun) memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya seorang penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya.

Demi membahagiakan orang tuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Sayangnya Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Suatu hari saat Wahyu bermain bola dengan rekan-rekannya, keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh Coach Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Coach Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang.

Sayangnya, berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.

Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu.

Akankah Wahyu menyerah ?
Mampukah Wahyu melewati segala rintangan yang menghadang ?
Mungkinkah impian Wahyu untuk bermain bola bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema terwujud ?
==========>><<==========

Tema olahraga memang jarang diangkat oleh para Sutradara -sutradara Indonesia. Namun sebenarnya sebuah Film bertema olahraga sangat diminati oleh khalayak terutama Remaja yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi mereka untuk mengejar mimpi.


Nama Hanung Bramantyo tentu saja dipertaruhkan sebagai jaminan film berkualitas.
Penulis skrip Fajar Nugros dengan piawai sanggup melihat sudut pandang seorang remaja SMU sehingga baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun bisa menikmati film ini. Tokoh Wahyu dihadapkan pada dua pilihan, yaitu mimpinya menjadi pesepakbola handal negeri ini, sedangkan satu lagi tentang kehidupan cintanya terhadap orang-orang di sekitarnya. 



Dua sisi mata uang yang berhasil dalam sinergi sehingga menghadirkan jalinan kisah yang teramat menarik.

Yosie bermain dengan sukses meskipun baru pertama kali tampil di layar lebar. Sosok Wahyu yang tinggi kurus berkulit hitam dan tidak pandai berbahasa Inggris ini menegaskan sosok pemuda kampung yang sederhana. 

Karakternya dimunculkan dengan kemampuannya mulai dari menggiring bola hingga mencetak gol. Melihat senyum tulus yang selalu terkembang dari wajahnya, penonton niscaya akan bersimpati pada Wahyu ditambah lagi sikap santun yang selalu diperlihatkannya.



Kekuatan akting Sujiwo tak perlu diragukan lagi, seperti biasa ia tampil dengan baik. Sikap tanpa komprominya di awal film mampu memunculkan konflik secara tajam walaupun tidak terjebak menjadi drama yang berlebihan. Agus Kuncoro juga berhasil menjalankan penjiwaan lewat tokoh Pak Lik Hasan yang nyentrik. Menarik melihat Timo dan Matias yang berasal dari Eropa tapi lancar berbahasa Indonesia sebagai coach dan fisioterapis.



Dari beberapa pemeran belia, Joshua yang lama menghilang setelah ketenarannya sebagai penyanyi cilik kembali lagi sebagai sahabat Wahyu yang menggilai pantun. Bersama dengan Jordi yang tidak kalah lucunya sebagai kawan penuh antusiasme, chemistry mereka berdua patut dihargai sepadan dengan chemistry antara Sujiwo dan Yosie. Maudy juga memperlihatkan akting yang pas sebagai Indah. Wahyu dan Indah sanggup menyuguhkan cinta SMU yang polos, manis tanpa romantisme yang berlebihan. Sebagai cameo, Irfan dan Kurniawan bermain sebagai diri mereka sendiri walaupun hampir tanpa dialog.





Sutradara Hanung memang bukan sedang bertutur panjang lebar mengenai sepakbola dan segala peraturannya. Ia terlihat memfokuskan untuk membuat para aktornya terlihat "hidup" bermain bola di lapangan hijau tersebut. Desa Langitan yang berpadu dengan pesona Bromo itu sendiri rasanya sudah mampu menjadi setting yang memesona bagi penonton. Misalnya adegan saat Wahyu berlatih keras dengan bola kulitnya yang sudah usang.


>>FOTO






































>>SOUNDTRACK
>>TRAILER


>>CAST


  • Sutradara : HANUNG BRAMANTYO
  • Produser : LEO SUTANTO
  • Executif Produser : ELLY YANTI NOOR
  • Line Producers : LILI WONG, DANI SAPAWIE TALITA AMALIA
  • Screenplay by : FAJAR NUGROS
  • Director of Photography : FAOZAN RIZAL
  • Art Director : FAUZI
  • Music Director : TYA SUBIAKTO
  • Song Performed by : KOTAK
  • Editor : CESA DAVID LUKMANSYAH
  • Wardrobe & Make Up : RETNO RATIH DAMAYANTI
  • Sound Recordist : SUTRISNO
  • Sound Designer : SATRIO BUDIONO
  • Casting Director : ZASKIA ADYA MECCA


  • YOSIE KRISTANTO berperan sebagai Wahyu
  • IRFAN BACHDIM berperan sebagai Irfan Bachdim
  • KIM KURNIAWAN berperan sebagai KimKurniawan
  • MAUDY AYUNDA berperan sebagai Indah
  • JOSHUA SUHERMAN berperan sebagai Purnomo
  • JORDI ONSU berperan sebagai Mitro
  • GIORGINO ABRAHAM berperan sebagai  Hendro
  • NATASHA CHAIRANI berperan sebagai Meli
  • AGUS KUNCORO berperan sebagai Hasan
  • SUJIWO TEJO berperan sebagai Pak Darto
  • TIMO SCHEUNEMANN berperan sebagai Timo Scheunemann
  • MATIAS IBO berperan sebagai Matias Ibo
  • BIMA SAKTI berperan sebagai Bima Sakti
  • YATI SURAHMAN berperan sebagai Bu Darto
  • YM TARZAN berperan sebagai Pak Susilo
  • TORO MARGENS berperan sebagai Pak Gatot

  • VIKRI FIRMANSYAH berperan sebagai supporter Indonesia :D
>>PEOPLE SAID

"Wah keren filmnya. Apalagi Wahyu mainnya tampak alami banget. Juga ceritanya walau tentang sepak bola, tetapi sangat entertaint, 
Kalau ada kritikan di film ini saya enggak komentar. Tapi banyak aspek yang bisa dilihat seperti hubungan orang tua dan anak atau bagaimana anak mengejar mimpi. Settingnya juga sangat indah sekali,"

-Rianti Cartwright-


"Kalo saya melihat film seperti memotivasi olah raga. Mestinya kantor Menpora harus mendukung upaya-upaya kayak gini. Ini kan menciptakan kecintaan terhadap sepak bola. Spirit of nation ada pada sport. Apalagi saat orang tengah euphoria politik dan terkotak-kotak, sepak bola bisa jadi pemersatu, 
Ke depannya pemerintah bisa sharing serta mensupport sutradara-sutradara yang memproduksi film kayak gini. Dikemas cerita seperti ini kan bagus,"

-Adhyaksa Dault-


"Ini lagu soundtrack pertama buat Kotak. 
. Ada rasa tanggung jawab yang besar untuk mengangkat sepakbola, Excited banget, bagaimana bikin lagu yang wah. Proses sih, cepet banget,"
-Tantri Kotak-





**Film ini begitu menarik menampilkan hal yang sangat postif dan dapat membangkitkan motivasi dan semangat para Generasi muda.. This is Fantastic Movie.. :)
"Congrats to All.. :) "

##DO'AKAN ya mudah-mudahan aku bisa cepet~cepet nonton film ini :D





RANDOM POST

PASANG IKLAN